MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELAS : VIII (DELAPAN) - B
GURU PENGAMPU : PURNAMA PUTRI, S.Pd.
WAKTU PEMBELAJARAN : 22 Januari 2024
KD : 3.4 Menganalisa makna dan arti Kebangkitan Nasional 1908 dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik diharapkan dapat memahami perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajh
ilustrasi perlawanan Indonesia terhadap penjajah
MATERI PEMBELAJARAN
Pertempuran 10 November di Surabaya
Dalam buku 10 November 1945: Gelora Kepahlawanan Indonesia (1992) karya Berlan Setiadijaya, pertempuran di Surabaya dipicu oleh Insiden perobekan bendera di hotel Yamato dan tewasnya Mallaby (perwira Inggris). Pada 10 November 1945, Sekutu memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerah dan memberikan persenjataan mereka kepada AFNEI. Ultimatum tersebut diacuhkan oleh rakyat Surabaya dan mereka memilih bertempur mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kolonel Sungkono dan Bung Tomo membakar semangat bertempur rakyat melalui Radio Perjuangan. Diperkirakan ribuan rakyat Surabaya meninggal dalam pertempuran ini. Untuk mengenang keberanian rakyat Surabaya, tanggal 10 November dijadikan sebagai hari pahlawan.
Pertempuran Ambarawa
Pertempuran Ambarawa berlangsung pada 26 Oktober – 15 Desember 1945. Latar belakang pertempuran ini adalah keinginan Sekutu untuk mengambil alih kota Ambarawa. Hal tersebut ditentang oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR), mereka melakukan perlawanan terhadap pasukan Sekutu hingga mampu menahan beberapa tentara Sekutu. Pertempuran terus berlanjut demi mengusir pasukan sekutu dari Ambarawa. Pada 15 Desember, TKR berhasil memukul mundur pasukan Sekutu hingga ke Semarang.
Pertempuran Medan Area
Dilansir dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, pertempuran Medan Area berlangsung dari 10 Desember 1945 – 10 Desember 1946. Latar belakang terjadinya pertempuran ini adalah perampasan dan penginjakan lencana merah putih oleh pasukan Sekutu.
Selain itu, pasukan Sekutu juga mengeluarkan ultimatum kepada rakyat Medan agar menyerah dan memberikan persenjataan kepada Sekutu. Namun, ultimatum tersebut tidak diindahkan oleh rakyat Medan sehingga Sekutu melancarkan aksi militer pada 10 Desember 1945. Rakyat Medan merespon tindakan tentara Sekutu dengan melakukan perlawanan. Rakyat Medan yang tergabung dalam Barisan Pemuda Indonesia dan Komando Resimen Laskar Rakyat mengalami beberpa kesulitan dalam pertempuran sehingga mengharuskan mereka mundur ke arah Pematang Siantar.
Pertempuran antara rakyat Medan dan Sekutu teus berlanjut hingga 10 Desember 1946 setelah NICA mengajukan gencatan Senjata.
Bandung Lautan Api
Peristiwa Bandung Lautan Api berlangsung pada 24 Maret 1946. Latar belakang terjadinya peristiwa ini adalah ultimatum tentara Sekutu yang memerintahkan pengosongan kota Bandung pada 24 November 1945. Tentara Keamanan Rakyat (TKR) menolak ultimatum tersebut dan bersiap untuk melakukan perlawanan di kawasan Bandung Utara. A.H Nasution sebagai pemimpin pasukan tentara merundingkan rencana opsi perlawanan dengan Sutan Sjahrir selaku perdana menteri pada masa itu.
Sutan Sjahrir menolak opsi perlawanan dan memerintahkan tentara dan rakyat Bandung untuk mengungsi ke arah Bandung Selatan pada 24 Maret 1946. Sebelum melakukan pengosongan kota, tentara dan rakyat Bandung melakukan pembakaran terhadap gedung-gedung penting agar tidak dapat digunakan oleh tentara Sekutu. Peristiwa pembakaran tersebut dikenal dengan Bandung Lautan Api.
KESIMPULAN: Setiap daerah nusantara memiliki perlawanannya masing-masing dalam upaya mengusir penjajah
Komentar
Posting Komentar